Sabtu, 07 Mei 2011

MENGEMBANGKAN PATIENT SAFETY MASYARAKAT DAN MEMBANGUN SISTEM INFORMASI KESEHATAN MASYARAKAT.


GMM ( Geo Medic Mapping ) adalah model pengamatan masalah kesehatan dengan menggunakan Peta wilayah ( RT ) .
DESA SIAGA adalah model pemberdayaan masyarakat agar mampu mengatasi masalah kesehatan mereka sendiri.
Apa jadinya jika Konsep Desa SIAGA dan GMM di kawinkan ?? hasilnya adalah PATIENT SAFETY MODEL untuk Pelayanan Kesehatan Masyarakat (Yankesmas ) dan Sistem Informasi Kesehatan Masyarakat.
Untuk sementara " Potret " Puskesmas kita justru lemah di pengamatan / pemantauan dan belum menggali informasi dini dari berbagai masalah kesehatan yang muncul di masyarakat.Dua hal ini bisa menambal kekurangan Puskesmas.Sudah waktunya kita memikirkan keselamatan pasien untuk setiap program Puskesmas.

# PATIENT SAFETY MODEL #

Tujuan dari penerapan Patient Safety di Puskesmas adalah menekan sekecil mungkin kejadian yang tidak diharapkan ( KTD ) atau Medical Error pada pasien.Setiap tindakan berdasarkan SOP ( Standart Operating Procedure ). Dimasing-masing unit kerja Puskesmas dilengkapi dengan SOP untuk tindakan-tindakan tertentu.Di Puskesmas yang menerapkan Patient Safety keselamatan pasiennya akan terjaga atau terjamin dari setiap tindakan medis yang keliru (Pemeriksaan , Diagnosa ,Injeksi , Obat , Tindakan Bedah dll )yang dilakukan oleh tenaga kesehatan maupun dari faktor lain didalam gedung Puskesmas ( sampah medis,lantai yang licin,dsb ).Artinya pasien yang datang ke Puskesmas dengan penyakit tertentu,keluarnya tidak bertambah parah atau malah jumlah penyakitnya bertambah.
Kesalahan tindakan,kesalahan diagnosa,kesalahan obat sedapat mungkin dihindari.Setiap tindakan ( minor surgery,injeksi,pemberian obat,imunisasi ) harus selalu dipikirkan keselamatan pasien.Tidak hanya tindakan medis tetapi juga non medis (Program Yankesmas )
Jika di Puskesmas keselamatannya terjaga, bagaimana kelanjutan diluar Puskesmas ?? Apa iya ada Patient Safety yang setengah-tengah ?? Di Puskesmas selamat,begitu keluar Puskesmas nggak di jamin lagi.Padahal efek tindakan bisa muncul kemudian.Program non medis ( KIA-Bumil RESTI,Imunisasi,GIZI-Balita BGM,TB Paru )yang telah di "Patient Safety "kan juga perluh dilanjutkan diluar Puskesma.
Dengan pelayanan berbasis " Patient Safety " keselamatan Ibu Hamil resiko tinggai (Bumil RESTI ) terlindungi."SeRESTI "apapun kondisi ibu hamil,sebenarnya "tidak perluh" meninggal.Dengan SOP yang ketat,Ibu hamil saat memasuki trimester ketiga telah mengantongi" Rekomendasi Tertulis" dari Puskesmas.dimana ibu hamil ini boleh atau harus melahirkan agar keselamatannya dan bayinya terjaga.Tetapi siapa yang menjamin keselamatan ibu hamil ini saat berada diluar Puskesmas ?? saat ibu hamil ini melangkahkan kaki keluar dari Puskesmas , Patient Safetynya hilang !!
Masalah lainnya adalah apakah ibu hamil RESTI ini mengikuti rekomendasi dari Puskesmas ?? Terutama jika ibu hamil ini Keluarga Miskin ( Gakin ),sekalipun " Dibiayai Negara " ( ada kartu Gakin ...Padahal banyak kartu Gakin yang dijarah oleh orang yang mampu ).tetap membutuhkan biaya untuk transportasi dan biaya hidup yang mengantar selama di Rumah sakit.Yang berbahaya adalah jika ibu hamil resti ini memutuskan untuk melahirkan ditempat yang tidak di rekomendasikan Puskesmas.Padahal jika resikonya kematian,pasti banyak orang di RT yang akan membantu mengatasi masalah ini.Masyarakat kita dikenal memiliki sifat gotong royong yang tinggi.Masalahnya Ketua RT dan Warga RT tidak tahu bahwa ibu hamil ini mempunyai Resiko Tinggi.Untuk mencegah kejadian yang tidak diharapkan " Informasi ke RESTIan "ibu hamil harus sampai di ketua RT dan Kader Desa SIAGA agar patient Safetynya tetap berjalan tidak hanya saat berda di Puskesmas.

Bayi / Balita "kan tidak " Tiba-tiba" Gizi buruk.Sebelum menyandang " gelar " GIZI BURUK tentu sebelumnya melalui 2 tahap yaitu BGM ( Berat badan dibawah Garis Merah )dan BGT ( Berat badan dibawah Garis Titik-Titik .Bagaimana menemukan BGT dan BGM ini ?? di POSYANDU !! Karena itu keberadaan Posyandu di RT-RT mutlak harus ada.Posyandu adalah alat pantau status gizi untuk bayi / balita.Dari " Kaca mata " Patient Safety ,tujuan Posyandu adalah :
1. Menjaga Berat Badan (BB ) bayi/balita berada dijalur yang benar dan menemukan masalah gizi ( BGT/BGM) seawal mungkin.
2. Mencegah BGT dan BGM menjadi Gizi buruk.SOP-nya:Setiap BGM harus dikunjungi rumah dan jika Gakin diberi PMT ( Pemberian Makanan Tambahan )pemulihan selama 90 hari makan.
3. Melindungi bayi dari penyakit berbahaya yang menyerang anaka-anak yaitu melalui imunisasi.
4. Mencegah balita gagal mencapai kecerdasan tertingginya.

Perkembangan otak yang maksimal hanya bisa diperoleh melalui makanan bergizi,sementara perkembangan kecerdasan didapat melalui alat permaianan kecerdasan (BKB ).sayangnya di masyarakat , posyandu lebih dikenal sebagai tempat untuk imunisasi bayi.Jika sudah " lulus imunisasinya " ibu-ibu enggan membawa anaknya ke Posyandu.Oleh Karena itu Posyandu harus dibikin semenarik mungkin balita.terutama kelompok usia 3 - 4 tahun.Untuk itu dibutuhkan kepekaan dan kepedulian Ketua RT , Ibu PKK , Kader desa SIAGA-nya.

Jangan lupa " Fenomena Gunung ES " bahwa sesungguhnya banyak masalah kesehatan yang tidak terpantau oleh Puskesmas.sejumlah "besar" kasus yang ditemukan di Puskesmas sebenarnya hanya " sebagian kecil " dari jumlah kasus yang sesungguhnya yang ada di masyarakat.Ibarat perang,kita baru berperang " dipuncak " gunung es.kalaulah kita menang,maka kemenangan itu "semu ".Musuh kita yang banyak berada dibagian dasar gunung es.Tidak kelihatan,tetapi potensial meledak menjadi KLB ( Kejadian Luar Biasa ).Jika kita berpikir Patient Safety maka kita harus berusaha " Mengangkat " seluruh gunung es ini kepermukaan.Bukannya menunggu es ini memperlihatkan dirinya sendiri,dan itu adalah KLB.

# TUGAS PREVENTIF PUSKESMAS #
Pada dasarnya tugas preventif Puskesmas ada 2 yaitu : mengangkat " gunung Es " masalah kesehatan di masyarakat ini kepermukaan sehingga bisa dilihat dan dipelajari oleh warga RT.Yang ke dua adalah sosialisasi Prilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS )untuk diamalkan oleh masyarakat.Pengertian preventif adalah " Jangan Mudah Sakit ( Amalkan PHBS )".Jika terlanjur sakit jangan sampai parah ( segera berobat ) dan jika parah jangan meninggal ' (wah...ini sulit !).Menerapkan PHBS bukan hal yang mudah dan butuh waktu yang panjang.PHBS adalah tujuan akhir.Kita sedang berproses kearah itu.Yang kita hadapi sekarang ini adalah kondisi dimana masih banyak penderita penyakit menular,anak kurang gizi,lingkungan yang tidak sehat,dll.
Berfikir PREVENTIF adalah menangani/mengobati saat masalah/kasus itu masih kecil.Berarti kita harus menemukan " KASUS PERTAMA " kemudian diobati atau diatasi.Setelah itu dicegah supaya tidak terulang kembali.Selama ini puskesmas " Terbiasa " mengatasi masalah kesehatan yang sudah terlanjur " membesar " KEnapa..??Petugas "Yankesmas" nya pasif.hanya menunggu " berita " di Puskesmas.
Preventif adalah "buka mata lebar-lebar " dan " pasang telinga ".Berarti Puskesmas harus menempatkan " Informan kesehatan " disetiap sudut wilayah kerjanya dan membangun sistim informasi dini.Preventif itu bukan berarti tidak boleh ada kasus TBC,tidak boleh ada Demam Berdarah,tidak boleh ada Diare,Balita...tidak boleh gizi buruk !! yang penting adalah bagaimana kasus-kasus ini " ditemukan sedini mungkin ".

Desa SIAGA dengan ujung tombaknya kader Desa SIAGA yang ada disetiap RT,Insya Allah bisa berfungsi sebagai "Intelijen"sekaligus "Informan "kesehatan di masyarakat.Mereka adalah orang pertama yang menemukan atau dilapori oleh masyarakat kasus-kasus kesehatan yang ada atau diderita warga RT.Kalau itu Demam berdarah ,maka ini adalah "kasus pertama ".segera atasi,sehingga tidak merebak kemana-mana.Kalau itu masalah sampah,jamban keluarga,maka itu signal bahwa kader sudah peka dengan kesehatan RT nya sendiri.Kalau informsi itu GAkin,maka kader sudah memiliki kepeduulian terhadap sesama.
(............sumber INFOKES ,Informasi Lugas Kesehatan Puskesmas Loa Janan Edisi Nopember 2008,oleh dr.Bambang Triono..........)

Jumat, 29 April 2011

PEMBINAAN KADER DESA SIAGA LOA JANAN ULU


http://www.blogger.com/img/blank.gif
Salah satu kegiatan pembinaan kader desa siaga loa janan ulu guna memantapkan program dan mencari solusi terhadap masalah kesehatan yang terjadi di masyarakat. Pembina desa siaga memberikan arahan dan bimbingan cara-cara pembuatan peta RT dalam mempermudah pengamatan maslah kesehatan ditiap-tiap RT.

KADER DESA SIAGA GMM LOA JANAN ULU

Bersama ketua dan Warga RT 34 Desa Loa Janan Ulu dalam kegiatan Penyuluhan PHBSA tiap RT

Kader Desa Siaga GMM Tani Bhakti

Ibu Wantiah ( Kader Desa Siaga Purwajaya RT.1 ) menjelaskan lokasi penderita demam berdarah dan Ibu RESTI dengan memakai peta RT .